Skip to main content

Aku Hanya Ingin Bilang Rindu

Iya, tulisan ini masih tentang kamu. Memang sulit untuk menghilangkan pesona mu dari setiap lekukan pikiranku.

Aku hanya ingin bilang aku rindu. Aku rindu manik mata hitam kelam dan sorot mata elang itu yang seolah-olah dapat menembus dimensi ruang dan waktu. Rindu helaian rambutmu yang jatuh dengan indah di keningmu, dan rambut panjangmu yang menari-nari dengan sempurna ketika kamu berlari menghampiriku. Aku rindu lengan kekarmu yang selalu siap siaga untuk melindungiku. Aku, rindu kamu.

Aku hanya ingin bilang aku rindu. Aku rindu dibonceng olehmu setiap pagi dan sore hari. Bertukar cerita di sepanjang perjalanan menuju rumahku, di tambah dengan bumbu-bumbu candaan mu yang tidak lucu. Tapi tak mengapa, aku suka candamu. Aku rindu aroma tubuhmu. Bahkan, aku masih ingat dengan tepat parfum apa yang kau semprotkan ke badanmu. Ah, aromanya sangat memabukkan, sampai aku tidak bisa menuangkannya dalam tulisan-tulisan.

Aku hanya ingin bilang rindu. Aku rindu pada pohon mangga besar di halaman depan rumahmu. Juga burung biru yang membangun kehidupan di salah satu rantingnya. Rasanya sudah beribu-ribu tahun aku tidak berkunjung kesana. Bersama-sama memperhatikan setiap gerakan elok yang burung biru kecil lakukan. Mendengarkan cuitan burung biru yang membuatmu terlelap. Ah, andai saja sore ku sekarang aku habis di bawah pohon itu, tentu saja denganmu.

Aku hanya ingin bilang aku rindu. Aku rindu coretan-coretan syahdu yang kau buat ketika gerimis turun. Tentang seseorang yang kau sebut namanya “Sang Pencinta Angka” di setiap puisi yang kau buat. Aku tidak ingin tau siapa yang kau sebut dengan Sang Pencinta Angka, aku hanya ingin tau kamu.

Aku hanya ingin bilang rindu. Rindu dengan segala tingkah laku konyolmu di hadapanku. Aku rindu denganmu yang beribu-ribu kali gagal dan terjatuh. Aku rindu cara mu bangkit dari keterpurukan yang sering kali datang mengunjungimu. Aku rindu caramu menghibur temanmu, meski dirimu sedang berapa di titik terendah dalam hidup.

Iya, aku memperhatikan setiap jengkal dari langkahmu. Tidak ada satu pun yang terlewatkan. Sepuluh tahun bukan waktu yang singkat untuk mengenal dirimu dan segala seluk beluk kehidupanmu. Untuk mengetahui sudut pandangmu tentang segala sesuatu. Aku kagum dengan dirimu, yang dapat melihat satu hal dari satu juta sudut pandang dan mengambil kesimpulan. Aku kagum caramu menarik premis premis suatu permasalahan. Aku kagum segala sesuatu tentang dirimu.

Dan aku hanya ingin bilang,

Aku rindu. 

Comments